Keprofesian Bidang Kekepalasekolahan
A. FUNGSI KEPALA SEKOLAH
Dalam (Danim, 2011: 79) menyatakan jabatan kepala sekolah diduduki oleh orang yang menyandang profesi guru karena itu. Ia harus professional sebagai guru sekaligus sebagai kepala sekekolah dengan derajat professional tertentu. Kepala sekolah memiliki fungsi yang berdimensi luas. Kepala sekolah dapat memerenkan banyak fungsi, yang orangnya sama tetapi topinya berbeda.
Di lingkungan departemen pendidikan nasional orang sekarang berbagai nama menjadi kementerian pendidikan nasional, kementerian telah cukup lama dikembangkan paradigma baru administrasi atau manajemen pendidikan, dimana kepala sekolah minimal harus mampu berfungsi berbagai edicator , manager ,administrasi , supervisor , leader, innovator dan motivator , disingkat EMASLIM, jika merujuk pada peraturan mentari pendidikan nasioanal republic Indonesia nomer 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah /madrasah kepala sekolah juga harus berjiwa wirausaha atau entrepreneuer. Atas dasar itu, dalam kerangka menjalankan fungsinya , kepala sekolah harus memerankan diri dalam tatanan perilaku yang singkat EMASLIME , sebagai singkat dari educator , manejer, administrasi , supervisor, leader, innovator , motivator , dan entrepreneur. Fungsi –fungsi itu jelaskan berikut ini (Danim, 2011:79):
a. Kepala sekolah sebagai Educator
Sebagai educator kepala sekolah kepala sekolah berfungsi menciptakaan iklim sekolah yang kondusif , memberikan nasihat kepada warga sekolah . memberikan mendorong guru tenaga kependididkan untuk berbuat serta melakasanakan model pembelajaran yang menarik . sebagai educator , kepala sekolah mamapu menginisiasi tim, moving clss, pengembangan sekolah bertaraf internasional, kelas unggulan, ,dan mengandakan program akselerasi bagi siswa yang cerdas di atas normal.
Sebagai educator juga . kepala sekolah perlu berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru . upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja sebagai educator khususnya dalam peningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan , serta prestasi belajar siswa dapat dideskripsikan berbagai berikut. Pertama menyerahkan guru dalam penaratara atau pelatihan untuk menambahkan wawasannya , kedua memberikan kesempatan kepada guru –guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ketiga mengerahkan tim evaluasi hasil belajar siswa agar giat belajar . kempat , mengggunakana waktu belajar secara efektif disekolah denagn cara mendorong guru untuk memulai dan mengngakhiri pembelajaran sesuai waktu yang ditentukan . kelima mengoptimasi ruang kerja guru sebagai wahana tukar pengalaman atarasessama mereka demi perbaiki kinerja masing-masing.
b. Kepala Sekolah sebagai Manager
Dalam rangka melakaukan peran dan fungsi sebagai manager , kepala sekolah perlu memiki strategi yang tepat untuk memberdayakan guru dan tenaga kependidikan memlalui persangaian dalam kebersamaan , memberikan kesempatann guru dan tenaga pendididkan untuk meningkatkan profesinya , dan mendorongketelibatan seluruh guru dan tenaga kependidikan dalam pelbgai kegiatan yang menunjung program sekolah , sebagai manajer , kepala sekolah harus mampu mengoptimasi dan mengakses sumber daya sekolah untuk mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuannya. Dalam kerangka pengolahlaan sekolah, sebagaia manajer kepala sekoalh berpedoman pada asaa-asas tujuan , keunggulan , maafkat, kesatuan , persatuan , atrusiasme , keakraban ,dan asas intergritas . kepala sekolah juga perlu memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugasnya denagan baik, yang diwujudkan dengan penyusunan program , menoganisasikan personalia. Memberdayakan guru dan tenaga kependidikan , serta mendayagunakan sumber daya sekolah secara unggul . untuk itu sebagai manajer kepala sekolah harus mampu mendelegesikan tugas ,menglokasikan pekerjaan menetapkan, standar kualiatas, memonitor hasil , mengontrol biaya , dan lain-lain.
c. Kepala Sekolah sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan erat dengan pelbagai aktivitas administrasi sekolah, dilihat dari pendekatan fungsional maupun pendekatan substansial . secara fungsional , kepala sekolah harus mampu merencanakan ,memngorganisasikan , menata staf , melaksanakan , mengawasi, mengendalikan , mengevaluasi, dan melakukan tindak lanjut secara subtansial kepala sekolah harus mampu mengolah kurikulum ketenagaan , kesiswaan , hubungan kemasyrakat, layanan khusus , administrisi keasiapan dan administrasi keuangan . tugas –tugas administrative itu dilakukan secara logis dan pendidikan dan pembelajaran demi peningkatmutu lulusan , dengan indicator antara lain peningkatan nilai siswa dan akses mudah melanjutkan studi.
d. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Sebagai supervisor kepala sekoalah mensupervisor aneka tugas pokok dan fungsi yang dilakukan oleh guru dan seluruh staf . Dalam kerangka ini kepala sekolah harus mampu melakukan pelbagai pengawasan dan pengengdalian untuk meningkatkan kinerja guru dan tenaga pendididkan. Pengawasan dan pengendalian ini dimaksudkan agar kegiatan kependididkan di sekolah terarah pada tujuan yang telah dietapkan . kegiatan ini juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar guru dan tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpanan dan lebih cermat melasanakan pekerjaan , pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepada sekolah terhadap tenaga kependidikan khususnya guru.
Tugas kepala sekolah sebagai supervisor diwujudkan dalam kemampuannya menyusun dan melaksanakan program supervisor pembelajaran serta memanfaatkan haslnya . kemampuan menyusun program supervisor pembeljaraan harus diwujudkan dalam penyusunan program supervisor kelas, pengembangan program supervisor untuk kegiatan estra kurikurum , pngembangan program supervisor untuk perpustakaan . laboratorium dan ujia kemmpuan melaksankan program supervisor pembeljaran diwujudkan dalam pelaksankan pogram supervisorklinis dan dalam program supervisor kegiatan ekstra-kurikuler.
Kemampuan memanfaatkan hasil supervise pembeljaran diwujudkan dalam pemanfaatkan hasil supervise meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan dan pemanfaatkan hasil supervise untuk mengembakan sekolah . kepala sekolah berbagai supervisor pembeljaran dan supervisor klinis pembeljaran perlu memperhatikan prinsip prinsip hubungan konsultatif , kolegial dan bukan hirarkis dilaksanakan secara demokratis : berpusat pada guru dan tenaga kependididkan : dilakukan berdasarkan kebutuhan guru dan tenaga kependididkan : serta merupakan bantuan professional.
e. Kepala Sekolah sebagai Leader
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan , meningkatkan kemampuan dan kemampuana guru dan tenaga kerja kependdikan membuka komubikasi dua arah dan mendelegasikan tugas mereka harus meliki karate khusus yang mencakup kepribadian , keahlian dasar , pengalaman dan pengetahuan professional , serta pengetahuan administrasi dan pengawasan sebagai pemimpin , kepala hrus memilik sifat yang jujur , kepercaya diri , bertanggung jawab , berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar emosi, yang stabil, dan teladan . pada sisi lain , sebagai pemmpin kepala sekolah harus mampu .
- § Memperkuat tim sebagai kekuatan pembanguna
- § Menggunakan aspek-aspek positif individualitas
- § Berfokus pada detail pekerjaan
- § Menerima tanggung jawab
- § Membangun hubungan antara pribadi
- § Menjaga keterbukaan
- § Memelihara sifat progresif
- § Bangga dan menghargai prestasi kerja tim
- § Menantang perubahan dan
- § Tanpa berkompromi terhadap kualitas
f. Kepala Sekolah sebagai Inovator
Administrator sekolah yang bermutu selalu melakukan inovasi secara berkelanjautan . inovasinya diarahkan untuk memenuhi tuntutan “ mutu masa depan” sesuai kebutuhan masyarakat , local dan global . tindakan inovatif administrator sekolah dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki atau dapat diperoleh dari lingkunagn .lam rangka melakukan peranan dan fungsinya sebagai invator kepala sekolah perlu memilik strategi yang tepat untuk menjalani hubungan yang harmonis dengan lingkunagn , mencari gagasan baru meng intergrasikan setiap kegiatan , memberikan teladan guru dan tenaga kependidikan.
g. Kepala Sekolah sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada guru dan staf untuk melakukan pelbagai tugas dan fungsinya.Hal ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan pelbagai sumber belajar melalui pengembangan sentra belajar.
Salah satu upaya memotivasi adalah dengan memberi penghargaan kepada guru dan stafnya. Dengan penghargaan itu, guru dan staf dirangsang untuk meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif. Pelaksanaan penghargaan dapatdikaitkandenganprestasi guru danstaf.Hal itu dilakukan secara terbuka, sehingga guru dan staf memiliki peluang untuk meraihnya. Karenanya, kepala sekolah harus berusaha memberikan penghargaan secara tepat, efektif dan efisien untuk menghindari dampak negative yang ditimbulkannya.
h. Kepala Sekolah sebagai Entrepeneur
Sebagai administrator, kepala sekolah harus menjadi wirausaha atau entrepreneur sejati.Istilah wirausaha disini merujuk kepada usaha dan sikap mental, tidakselalu dalam tafsir komersial.Wirausaha esensinya adalah usahauntuk menciptakan nilai lewat pengakuan terhadap peluang bisnis, manajemen pengambilan resiko sesuai dengan peluang yang ada, dan melalui keterampilan komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi manusia, keuangan dan sumberdaya yang diperlukan untuk membawa sebuah proyek sampai berhasil.
Untuk menjadi seorang wirausaha, administrator sekolah harus percaya diri atau memiliki kepercayaan (keteguhan), ketidak ketergantungan, kepribadian mantap dan optimisme; berorientasikan tugas dan hasil atau kebutuhan atau haus akan prestasi, berorientasi laba atau hasil, tekun dan tabah, tekad, kerja keras, motivasi, energik, dan penuh inisiatif; pengambil resiko atau mampu mengambil dan mengelola resiko dan suka pada tantangan; kepemimpinan atau kemampuan memimpin dan dapat bergaul dengan orang lain; keorsinilan atau menanggapi saran dan kritik, inovatif atau pembaru, kreatif, fleksibel, banyak sumber, dan serba bias, dan berorientasi kemasa depan atau mengetahui banyak, pandangan kedepan dan perseptif. Kemampuan kewirausahaan ini sangat dipentingkan dalam rangka mencari terobosan baru pengembangan sekolah.
B. KRITERIA KEPALA SEKOLAH
Dalam (Danim, 2011:85): menyatakan Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah harus memenuhi criteria tertentu. Dengan kata lain, kepala sekolah merupakan guru yang mendapat tugas tambahan sebagai“ kepala sekolah “. Kriteria tersebut berkaitan dengan kualifikasi, kompetensi, kepangkatan, masa kerja dan lain-lain. Di dalam PP No. 19 Tahun 2005 disebutkan syarat-syarat untuk menjadi kepala sekolah seperti berikut ini:
1. Kriteria untuk menjadi kepala TK/RA meliputi:
a. Berstatus sebagai guru TK/RA
b. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 ( tiga ) tahun di TK/RA
d. Memilikikemampuankepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan.
2. Ktiteria untuk menjadi kepala SD/MI meliputi:
a. Berstatus sebagai guru SD/MI
b. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
c. Memiliki pengalamanmengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di SD/MI; dan
d. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan.
3. Kriteria untuk menjadi kepala SMP/MTS/MA/SMK/MAK meliputi:
a. Bertatussebagai guru SMP/MTS/MA/SMK/MAK
b. Memiliki kualifikasi akademik dankompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di SMP/MTS/MA/SMK/MAK
d. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan.
4. Kriteria untuk menjadi kepala SDLB/SMPLB/SMALB meliputi:
a. Berstatussebagai guru padasatuanpendidikankhusus
b. Memiliki kualifikasiak ademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di satuan pendidikan khusus; dan
d. Memiliki kemampuan kepemimpinan, pengelolaan, dankewirausahaan di bidang pendidikan khusus.
C. KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN KEPALA SEKOLAH
Dalam (Dirawat, 1983: 99) menyatakan secara umum dapat dikatakan, bahwa setiap kepala sekolah hendaknya memiliki pengertian dan pengetahuan yang cukup luas tentang penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran modern di sekolah, sifat-sifat kepribadian yang bisa menjamin pelaksanaan kegiatan pimpinan pendidikan yang baik dan kecakapan-kecakapan atau keterampilan tertentu yang berhubungan dengan bidang-bidang tugas jabatannya itu.
Charles W. Boardman dkk dalam bukunya "Democratic Supervision in Secondary School" menulis tentang syarat-syarat kemampuan pribadi yang diperlukan oleh kepala sekolah antara lain sebagai berikut:
- 1. Kemampuan mengorganisir dan membantu staf di dalam merumuskan perbaikan pengajaran di sekolah dalam bentuk progam yang lengkap.
- 2. Kemampuan untuk membangkitkan dan memupuk kepercayaan pada diri sendiri dari guru-guru dan anggota staf sekolah lainnya.
- 3. Kemampuan untuk membina dan memupuk kerjasama dalam memajukan dan melaksanakan progam-progam supervisi.
- 4. Kemampuan untuk mendorong dan membimbing guru-guru serta segenap staf sekolah lainnya agar mereka dengan penuh kerelaan dan tanggung jawab berpartisipasi secara aktif pada setiap usaha-usaha sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah itu sebaik-baiknya.
Kimbel Wiles mengabstraksikan keterampilan atau skill yang diperlukan oleh seorang kepala sekolah sebagai pembina pendidikan (supervisor) yang diterangkan dalam bukunya "Supervision for Better Schools", yaitu:
Keterampilan dalam kepemimpinan ini mengharuskan pimpinan sekolah untuk dapat mendorong kepemimpinan didalam diri orang lain, sehingga terciptalah kepemimpinan bersama. Agar kepemimpinan bersama ini dapat terwujud dan dapat dipergunakan, maka ia terlebih dahulu membuat situasi, agar setiap anggota staf itu tanpa segan-segan ikut serta menyumbangkan fikiran-fikiran yang bermanfaat. Tahap pertama untuk menciptakan suasana seperti diatas, maka tujuan yang akan digariskan itu dirumuskan bersama dengan anggota stafnya. Dengan demikian mereka merasa ikut andil aktif dan akhirnya mereka akan berupaya mencapai tujuan itu dengan sebaik-baiknya. Kekaburan akan tujuan bagi anggota-anggota staf menimbulkan kesalahfahaman dari anggota staf dan akhirnya akan gagal dalam mencapai tujuan tersebut.
2) Skill in Human Relation
Apabila kita melihat sebuah sekolah yang guru-gurunya dan murid-muridnya merasa muak berdiam di sekolah, maka hal itu suatu tanda bahwa di sekolah itu tentu ada sesuatu sebab yang menimbulkan rasa muak bagi para guru dan murid-murid itu.
Oleh karena itu, pimpinan yang bijaksana akan segera mengambil langkah-langkah untuk berusaha menciptakan suasana emosionil yang sehat bagi sekolah, sehingga situasi sekolah itu tercipta perasaan kekeluargaan yang akrab dan bahagia yang memberi dorongan bekerja yang penuh gairah.
3) Skill in Group Process
Keterampilan dalam proses kelompok ini penting, karena hal ini dibutuhkan dalam membangun dan mengembangkan situasi kerjasama. Di dalam situasi kerjasama yang harmonis inilah pergeseran pengalaman dan ide-ide mereka ini dibangun sehingga mereka bertumbuh, baik dalam jabatan maupun di dalam pribadi mereka. Mereka merasa bertumbuh, karena mereka diberi kesempatan untuk mengemukakan fikirannya, mengembangkan inisiatifnya untuk menyusun perencanaan dan sebagainya. Iklim kerjasama ini biasanya melalui rapat-rapat sekolah, mereka ini hendaknya diberi kesempatan untuk meneliti progam-progam sekolah dan rencanakan dengan baik bagaimana cara mereka untuk menanggapi progam tersebut.
4) Skill in Personnel Administration
Keterampilan dalam mengelola personalia ini merupakan tanggung jawab pimpinan, terutama dalam menyeleksi anggota staf. Pada anggota staf yang baru ini diharapkan tenaga yang segar dan usaha pembinaan yang lebih mudah. Pembinaan ini akan lebih lancar kalau calon anggota staf ini memenuhi syarat kualifikasi yang diharapkan sekolah.
5) Skill in Evalution
Keterampilan dalam mengadakan penilaian ini bermaksud untuk membantu pimpinan dan anggota staf dalam membuat keputusan yang lebih bijaksana, yaitu keputusan yang berdasarkan analisis dari bukti-bukti (data-data) yang telah dikumpulkan dan tidak hanya berdasarkan dugaan-dugaan. Kegiatan penilaian ini meliputi keterampilan dalam menentukan tujuan, meletakkan standart untuk mempertimbangkan jumlah perubahan, pengumpulan bukti-bukti perubahan dan mengeterapkan norma-norma serta pertimbangan-pertimbangan tentang nilai-nilai perubahan dari rencana-rencana revisinya.
Oleh karena itu, jabatan kepala sekolah dibutuhkan orang-orang yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang meliputi pengetahuan dan kepribadian yang berkualitas tinggi, persyaratan mana hanya dapat dimiliki oleh seseorang karena adanya perpaduan yang harmonis antara bakat, didikan dan latihan khusus serta pengalaman dan progam pertumbuhan jabatan yang berlangsung secara kontinu dan sistematis bagi mereka.
Mengingat pentingnya tugas-tugas, tanggung jawab dan peranan yang harus dapat dilaksanakan oleh seorang kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, maka kepada mereka dituntut berbagai perayaratan-persyaratan. Salah satu usaha untuk mendapatkan kualitas kepala sekolah yang diharapkan itu ialah dengan progam pelaksanaan pendidikan persiapan bagi jabatan kepala sekolah.
Setelah melalui pendidikan dasar dan menengah yang memberikan dasar-dasar pengetahuan umum dan pengetahuan keguruan yang relatif cukup luas, sesuai dengan tingkatan sekolah tersebut, maka pada tingkatan sekolah selanjutnya yaitu pada tingkat perguruan tinggi dengan melalui seleksi yang teliti tentang kecerdasan, kepribadian, dan bakat-bakat yang berhubungan dengan kepemimpinan pendidikan, mereka dijuruskan kepada pendidikan dan latihan khusus sebagai persiapan menjadi pemimpin pendidikan.
Dalam pelaksanaan progan pendidikan persiapan bagi calon-calon kepala sekolah, maka suatu langkah penting dalam rangka progam perbaikan dan pengembangan pendidikan secara keseluruhan telah dilaksanakan, sehingga situasi kepemimpinan pendidikan dengan segala problema-problemanya dapatlah ditanggulangi secara sistematis tahap demi tahap dan prospek masa depan pendidikan kita dapat diharapkan lebih baik mutunya. (Dirawat, 1983: 99).
Komentar
Posting Komentar