Kepemimpinan Transformatif/Transformasional
1. Pengertian Kepemimpinan Transformatif
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pengembangan dan kemajuan dari sebuah organisasi. Dengan adanya kepimimpinan, akan berdampak bagi kemajuan organsasi. Sebab pemimpin sangat diperlukan untuk menentukan visi dan tujuan organisasi, mengalokasikan dan memotivasi sumberdaya agar lebih kompeten, mengkoordinasikan perubahan, serta membangun pemberdayaan yang intens dengan pengikutnya untuk menetapkan arah yang benar atau yang paling baik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kotler (dalam Lunenburg, 2011) menjelaskan bahwa: “the leadership process involves (a) developing a vision for the organization; (b) aligning people with that vision through communication; and (c) motivating people to action through empowerment and through basic need fulfillment. The leadership process creates uncertainty and change in the organization”.
Berdasarkan definisi diatas, dapat dilihat bahwa kepemimpinan menjadi sangat urgent dalam mengawal kemajuan bagi organisasi dalam kondisi yang seringkali menghadapi perubahan yang tidak menentu. Menurut Lawler (2007), perubahan yang tidak menentu ini membutuhkan seorang pemimpin yang mampu mengantisipasi perubahan dengan pengetahuan yang konfrehensif dalam mentrasformasikan perubahan organisasi. Salah satu model kepemimpinan yang tampaknya menjanjikan dalam hal pengelolaan perubahan yang sedang
berlangsung dalam organisasi ini adalah model kepemimpinan transformasional berdasarkan visi dan pemberdayaan yang telah menunjukkan efek positif.
Salah satu pendekatan kepemimpinan yang populer dan mendapat banyak respon dari banyak peneliti awal 1980-an adalah pendekatan transformasional. Kepemimpinan transformasional adalah bagian dari Paradigma Kepemimpinan Baru yang memberikan perhatian lebih pada unsur karismatik dan afektif kepemimpinan. Bass dan Riggio (2006) mengemukakan bahwa popularitas kepemimpinan transformasional mungkin disebabkan oleh penekanan pada motivasi intrinsik dan pengembangan bagi pengikutnya yang sesuai dengan kebutuhan organsasi, terinspirasi dan diberdayakan untuk meraih keberhasilan dalam masa ketidakpastian. Namun, kegunaan kepemimpinan transformasional dalam konteks publik secara luas masih diperdebatkan dan banyak ilmuan dari administrasi publik yang berpendapat bahwa konteks organisasi publik dalam hal ukuran dan struktur, membuat kepemimpinan transformasional sulit atau bahkan tidak etis untuk bisa diterapkan. (Tavfelin, 2013;1).
Dengan kata lain Kepemimpinan Transformatif merupakan Gaya kepemimpinan yang berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh bawahan untuk mendukung visi dan tujuan organisasi. Melalui transformasi nilai-nilai tersebut, diharapkan hubungan baik antar anggota organisasi dapat dibangun sehingga muncul iklim saling percaya diantara anggota organisasi.
2. Tipe Kepemimpinan Transformatif/ Transformasional
Kepemimpinan erat kaitannya dengan proses yang disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas dan hubungan di dalam kelompok atau organisasi.
Menurut Robbins & Coulter (2007:469), gaya kepemimpinan dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu:
- 1) Kepemimpinan Kharismatik
Menurut teori kepemimpinan kharismatik, para pengikut terpicu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau dasar yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perlaku tertentu pemimpin mereka.
- 2) Kepemimpinan Non-Kharismatik
Karakteristik pokok pemimpin kharismatik yang membedakan dari yang non-kharismatik, yang dapat dijelaskan dibawah ini:
a. Visi dan artikulasi. Memiliki visi ditunjukkan dengan sasaran ideal yang berharap masa depan lebih baik daripada status quo, mampu mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami orang lain.
b. Resiko personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh resiko personal tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat kedalam pengorbanan diri untuk meraih visi.
c. Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai secara realistis kendala lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan.
d. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik perspektif (sangat pengertian) terhadap kemampuan orang lain, dan responsif terhadap kebutuhan dan perasaan mereka.
e. Perilaku tidak konvesional. Pemimpin kharisamatik terlibat dalam perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma.
- 3) Gaya Kepemimpinan Transformasional
Sebagian besar teori kepemimpinan mengacu pada teori kepemimpinan transaksional, yaitu pemimpin yang memandu atau memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjalas persyaratan peran dan tugas. Tetapi terdapat tipe pemimpin lain yang mengilhami para pengikut untuk melampaui kepentingan diri mereka sendiri demi kebaikan organisasi, dan mampu memberikan dampak yang mencolok dan luar biasa pada diri pengikutnya. Pemimpin dengan tipe tersebut dikenal dengan istilah pemimpin transformasional.
3. Konsep Dan Teori Kepemimpinan Transformatif
Sebagai sebuah ide, kepemimpinan transformasional pertama kali disebutkan pada tahun 1973 , dalam studi sosiologis yang dilakukan oleh penulis Downton , JV. Setelah itu , James McGregor menggunakan istilah kepemimpinan transformasional dalam bukunya " Leadership" (1978). Pada tahun 1985, Barnard M. Bass menyajikan sebuah teori kepemimpinan transformasional yang menjadi rujukan dari banyak ahli dalam proyek penelitian, disertations dokter dan buku di bidang kepemimpinan transformasional (Simic, 1989;49).
Dalam tahap awal penelitian kepemimpinan transformasional, pengembangan konsep telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan konsep pemimpin yang paling aktual. Kepentingan paling intensif dalam konsep kepemimpinan transformasional adalah hasil dari dua kecenderungan. Pertama, perusahaan besar, seperti AT & T , IBM , GM , dll, secara komprehensif telah berubah gaya kepemimpinan mereka dikarena adanya perkebangan sosial, ekonoimi, dan teknologi yang begitu cepat, sehingga diperlukan gaya kemimpinan yang lebih banyak memberikan inspirasi dan inovatif bagi bahawannya untuk mengantisipasi perubahan. Kedua, teori dasar kepemimpinan bertumpu pada karakteristik pribadi untuk menganalisis pemimpin, perilaku pemimpin dan situasi yang berbeda, tidak mempertimbangan beberapa ciri khan dari kualitas pemimpin mereka (Simic, 1989;50).
Oleh karena itu, kepemimpinan transformasional secara konsep dan teori lebih dipahami sebagai gaya kepemimpinan yang melibatkan pengikut, memberikan inspirasi bagi para pengikutnya, serta berkomitmen untuik mewujudkan visi bersama dan tujuan bagi suatu organisasi, serta menantang para pengikutnya untuk menjadi pemecah masalah yang inovatif, dan mengembangkan kapasitas kepemimpinan melalui pelatihan, pendampingan, dengan berbagai tantangan dan dukungan. Pendapat ini dipekuat Bass dan Riggio (2006; 4) dengan pernyataannya sebagai berikut:
Menurut Bass dan Riggio (2006; 6-7), kepemimpinan transformasional dalam teorinya dapat dilihat empat komponen inti selalu melekat, yaitu:
1) Pengaruh idealis
Pemimpin transformasional berperilaku dengan cara mempergaruhi pengikut mereka sehinga pengikut dapat mengagumi, menghormati, sehingga dapat dipercaya. Ada dua aspek yang dilihat untuk pengaruh ideal ini, yaitu: perilaku pemimpin dan unsur-unsur yang dikaitkan dengan pemimpin. Selain itu , pemimpin yang memiliki banyak pengaruh ideal adalah bersedia untuk mengambil risiko dan konsisten dan tidak sewenang-wenang. Mereka dapat diandalkan untuk melakukan hal yang benar , menunjukkan standar perilaku etika dan moral.
2) Motivasi yang memberi Inspirasi
Pemimpin transformasional berperilaku dengan cara yang memberikan motivasi dan menginspirasi orang-orang di sekitar mereka dengan memberikan arti dan tantangan untuk bekerja. Semangat tim terangsang, antusiasme dan optimisme akan ditampilkan. Sehingga, pemimpin mendapatkan pengikut yang aktif terlibat dengan pola komunikasi yang intens serta menunjukkan komitmen terhadap tujuan dan visi bersama.
3) Stimulasi Intelektual
Pemimpin transformasional mendorong upaya pengikut mereka untuk menjadi inovatif dan kreatif dengan mempertanyakan asumsi, reframing masalah, dan mendekati situasi lama dengan cara baru. Kreativitas didorong. Tidak ada kritik publik terhadap kesalahan individu anggotanya. Ide-ide baru dan solusi masalah secara kreatif dikumpulkan dari pengikut, termasuk dalam proses mengatasi masalah dan menemukan solusi. Pengikut didorong untuk mencoba pendekatan baru, dan ide-ide mereka tidak dikritik karena mereka berbeda dari ide-ide para pemimpin.
4) Pertimbangan Individual
Pemimpin transformasional memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan masing-masing pengikut individu untuk pencapaian dan pertumbuhan dengan bertindak sebagai pelatih atau mentor. Pengikut dan rekan yang potensial dikembangkan pada tingkat yang lebih tinggi. Perilaku pemimpin menunjukkan penerimaan terhadap perbedaan individu (misalnya , beberapa karyawan menerima lebih banyak dorongan, otonomi lebih banyak, standar yang jelas). Komunikasi dua arah didorong serta Interaksi dengan pengikut dipersonalisasi (misalnya, pemimpin ingat percakapan sebelumnya, adalah menyadari masalah individu, dan melihat individu sebagai manusia seutuhnya bukan hanya sebagai seorang karyawan). Pemimpin lebih banyak mendengar para pengikutnya. Pelimpahan tugas sebagai sarana untuk mengembangkan tugas yang didelegasikan dengan memantau apakah para pengikut perlu arahan atau dukungan dan untuk menilai kemajuan.
3. Kelebihan Dan Kekurangan Kepemimpinan Transformatif
Adapun Kelebihan dari Kepemimpinan Transformatif sebagai berikut :
a) Tidak membutuhkan biaya yang besar (Organisasi Profit)
b) Komitmen yang timbul pada karyawan bersifat mengikat emosional
c) Mampu memperdayakan potensi karyawan
d) Meningkatkan hubungan interpersonal
Adapun Kekurangan dari Kepemimpinan Transformatif sebagai berikut :
a) Waktu yang lama agar komitmen bawahan tumbuh terhadap pemimpin
b) Tidak ada jaminan keberhasilan kepada bawahan secara menyeluruh
c) Membutuhkan perhatian pada detail
d) Sulit dilakukan kepada bawahan yang banyak
Komentar
Posting Komentar