Tipe-tipe Perilaku Keputusan Pembelian
Perilaku membeli sangat berbeda untuk setiap produk atau jasa yang akan dibeli, semakin kompleks keputusan, biasanya akan melibatkan semakin banyak pihak yang terkait dan semakin banyak pertimbangan yang kan diputuskan.
Kotler (2009:160) membedakan 3 jenis perilaku konsumen dalam membeli berdasarkan derajat keterlibatan pembeli sebagai berikut:
1. Perilaku pembelian kompleks
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan diantara merek. Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap, dan selanjutnyamembuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak. Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku pengumpulan informasidan evaluasi dari konsumen yang amat terlibat. mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas produk dan kepentingan relatif masing-masing dan mengenai apa yang ditawarkan merek tertentu, mungkin dengan menguraikan, secara detail keunggulan mereka lewat media cetak.
2. Perilaku pembelian yang mengurangi ketidaksesuaian/ketidakcocokan (desonansi)
tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan merek. tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.
3. Perilaku pembelian menurut kebiasaan
tingkah laku ,membeli yang menjadi kebiasaan terjadi dibawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan tidak ada perbedaan merek yang signifikan. konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli.
Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan – sikap – tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari informasi secara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli. Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika menonton televisi atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan merek bukan keyakinan pada merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek; mereka memilih merek karena sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Jadi, proses membeli melibatkan keyakinan merek yang terbentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan evaluasi.
Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek, pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek seringkali menggunakan harga dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk.
https://tahjud69.blogspot.com/2021/10/tipe-tipe-perilaku-keputusan-pembelian.html
BalasHapus